Pages

Subscribe:

Labels

Selasa, 25 Januari 2011

1 Agustus 2010

    "Saya akan mencatatkan sejarah dalam hidup saya",itulah yang mungkin dapat saya gambarkan ketika mengingat 1 Agustus 2010. Ini bukan tentang apa yang akan anda dapatkan,melainkan hanyalah tentang apa yang telah anda harapkan. Bukan juga tentang apa yang sedang anda pikirkan,melainkah hanyalah tentang apa yang tengah anda gambarkan dalam hidup anda.
    Deg...deg...deg hanya suara itulah yang kerap kali menggetarkan gendang telinga saya. Entah itu adalah suara langkah kaki saya ataupun suara detak jantung saya,bukanlah sesuatu yang sedang saya pikirkan. Karena mata ini tak henti-hentinya memandangi apa saja yang ada di sekeliling saya,hidung ini tak henti-hentinya menghela nafas panjang berkali-kali,kaki ini harus melangkah dengan sangat hati-hati dan kalaupun ada yang bekerja keras saat itu,pastilah jantung saya. Setiap menitnya,jantung saya harus berdetak 2 kali lebih banyak dari biasanya. Rasa gerogi yang saya rasakan saat ini benar-benar telah menyelimuti diri saya. Dan satu pelajaran yang dapat saya ambil adalah bahwa rasa gerogi kita ternyata lebih banyak menarik bulu kuduk kita daripada rasa takut kita. Hal ini berlangsung cukup lama,hingga keringat saya bercucuran setetes demi setetes lama-lama bertetes-tetes.
    Setelah saya berjalan cukup jauh,tiba-tiba saya merasakan seperti ada tepukan di pundak saya. Ya,itu seperti tepukan. Pelan,sih,tapi sukses memaksa sistem otak ini membubarkan apa yang telah ia pikirkan tadi. "Tenang!Jangan gerogi,santai aja." ternyata tepukan tadi berasal dari teman saya yang merasa aneh dengan keringat yang mulai mengguyur sekujur tubuh saya. "I...IYA" jawab saya dengan sedikit gagap. Saya merasa sangat malu sekali. Tapi,tiba-tiba mata saya menangkap sebuah bangku panjang di pojok ruangan. Cukup panjang,kira-kira muat untuk 5 orang dewasa dan itupun masih ada sisa untuk tas-tas mereka. Tapi,kali ini kayaknya hanya ada 3 orang yang akan duduk disana.
   "Huff" lega juga akhirnya bisa duduk tenang setelah cukup lama berjalan dan berdiri. Saya mulai menenangkan diri saya dengan sebotol air mineral di dalam tas saya,sementara kedua teman sebangku saya sedang asyik berbincang-bincang mengenai tempat ini. Sesekali mereka menarik saya ke dalam perbincangan itu,tetapi saya hanya tersenyum tanpa arti. Karena,sungguh saya tak paham dengan apa yang mereka bicarakan. Makin lama,perbincangan mereka mulai ngelantur tidak jelas. Kata-kata terakhir yang sempat saya dengar adalah tentang kinerja pemerintah yang tidak becus dalam menangani negeri ini. "Huuu..Dasar darah muda!!!"
    Tidak lama kemudian,ada pemberitahuan dari stand siaran yang sangat kami tunggu-tunggu. Serentak saja rombongan kami langsung berbondong-bondong meninggalkan tempat ini. Ya,di tempat ini saya memang tidak sendiri dan tidak hanya dengan kedua teman saya tadi. Tapi,kami rombongan. Ada sekitar 50 lebih anak yang memakai seragam seperti saya ditambah dengan 2 orang pendamping. Dan kami menyebut diri kami Kontingen OSN Jawa Timur.
    Rombongan kami bergegas meninggalkan tempat tersebut dan menuju ke sebuah lapangan yang sangat luas,lebih luas dari lapangan sepak bola yang pernah saya jumpai. Dan disinilah rasa gerogi saya yang tadinya hilang tiba-tiba muncul kembali. Bahkan lebih besar setelah saya membaca banyak tulisan,seperti : Lion Air,Merpati AirLines,Sriwijaya AirLines,Batavia AirLines dan masih banyak lagi. Ya,ini memang pertama kalinya saya melihat pesawat terbang sedekat itu. Sebelumnya,pesawat terbang hanyalah sebesar jari kelingking ketika saya lihat dari kampung saya.
    Dan ternyata rombongan kami menuju ke pesawat yang bertuliskan Lion Air. Kami berbaris dengan rapi untuk bersiap-siap menaiki tangga yang akan mengantarkan kami ke dalam pesawat terbang tersebut. Di ujung anak tangga,kami disambut oleh beberapa wanita yang sangat ramah dan murah senyum. Mungkin,mereka itu yang sering disebut pramugari. Akan tetapi,keramahan dan senyum mereka masih belum mampu menenangkan diri saya yang sedang dilanda badai gerogi. Tapi saya tak ingin berlarut-larut dengan perasaan tersebut. Saya harus secepatnya mencari tempat duduk bernomor 20A. Sekiranya itulah yang tertera dalam tiket saya.
   Dan ternyata saya duduk bersebelahan dengan seseorang yang cukup dewasa dan kayaknya sudah biasa melakukan penerbangan. Kami tidak sempat berkenalan,tapi kami berbincang-bincang cukup banyak.Beliau orang yang sangat ramah dan lucu. Beliau bercerita banyak tentang pengalaman pertama kalinya naik pesawat terbang. Dan saat melihat diri saya,beliau langsung bisa menebak kalau ini adalah penerbangan pertama kali saya.  Waah,,tiba-tiba saja perasaan gerogi saya berubah menjadi perasaan senang.Ini adalah pengalaman yang takkan pernah saya lupakan. 1 Oktober 2010 ini akan menjadi sejarah dalam hidup saya. Sebagai pertama kalinya saya menaiki pesawat terbang. Hehehe